Sumber sejarah merupakan bahan- bahan yang dapat dipakai untuk mengumpulkan informasi subjek. Maka setelah kami melakukan penelitian di Sunan Ampel, kami akan menceritakan sedikit tentang sejarah masjid agung Sunan Ampel.
Sunan Ampel datang ke Jawa pada
tahun 1421 M untuk menggantikan Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419.
Setelah wafat Malik Ibrahim tahun 1419 M, di Gresik, berfikirlah Maulana Ishaq
untuk mendatangkan saudaranya sebapak yaitu cucu raja Campa yang bernama M.Ali
Rahmatullah. Setelah berunding dengan wali- wali lain dan mereka menyetujui,
berangkatlah Maulana Ishaq ke Campa.
Sesampai di Campa, berundinglah
Maulana Ishaq dengan raja Campa. Raja Campa sangat menyetujui rencana Maulana Ishaq
itu. Lalu diberangkatkan serombongan utusan persahabatan dari Campa kepada raja
Majapahit.
Betapa gembiranya raja
Majapahit menerima rombongan itu, karena raja Majapahit mendapat putri raja
Campa yang sangat cantik dan halus budinya untuk dijadikan istri. Maka diadakan
jamuan perkawinan raja Brawijaya dengan putri Campa.
Masjid Ampel didirikan tahun
1421 oleh Sunan Ampel, dibantu sahabat karibnya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji,
serta santrinya. Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 120 x
180 meter persegi di Desa Ampel (sekarang Kelurahan Ampel), Kecamatan Semampir
Surabaya atau sekitar 2 km ke arah Timur Jembatan Merah. Tidak disebut kapan
selesainya pembangunan Masjid Ampel ini. Sunan Ampel juga mendirikan Pondok
Pesantren Ampel. Sejak tahun 1972 Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah
ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya.
Ampel adalah sebuah kawasan di
bagian utara Kota Surabaya dimana mayoritas penduduknya merupakan etnis Arab.
Di kawasan ini kental dengan suasana Timur Tengah dan pasarnya yang menjual
barang dan makanan khas Timur Tengah. Pusat kawasan Ampel adalah Masjid Ampel
yang terletak di Jalan Ampel Suci 45 atau Jl. Ampel Masjid 53 dan didirikan
pada abad ke-15. kawasan Ampel merupakan salah satu daerah kunjungan wisata
religi di Surabaya. Apabila Anda ingin berbelanja barang atau makanan khas
Timur Tengah maka datanglah ke Masjid Ampel.
Masjid Sunan Ampel yang
dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami. Masjid ini
masih dipengaruhi dengan alkuturisasi dari budaya lokal dan Hindu-Budha lewat
arsitektur bangunannya. Di masjid inilah saat itu sebagai tempat berkumpulnya
para ulama dan wali dari berbagai daerah di Jawa untuk membicarakan ajaran
Islam sekaligus membahas metode penyebarannya di Pulau Jawa.
Masjid Ampel berbahan kayu jati
yang didatangkan dari beberapa wilayah di Jawa Timur dan diyakini memiiki 'karomah'.
Seperti disebut dalam cerita masyarakat, saat pasukan asing menyerang Surabaya
dengan senjata berat dari berbagai arah dan menghancurkan kota Surabaya namun
tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada Masjid Ampel bahkan seolah tidak
terusik.
Sunan Ampel adalah salah satu
wali songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama aslinya
adalah Raden Mohammad Ali Rahmatullah merupakan seorang figur yang alim, bijak,
berwibawa dan banyak mendapat simpati dari masyarakat. Sunan Ampel diperkirakan
lahir tahun 1401 di Champa, Kamboja. Sejarah mencatat, Sunan Ampel adalah
keturunan dari Ibrahim Asmarakandi. Salah satu Raja Champa yang yang kemudian
menetap di Tuban, Jawa Timur. Saat berusia 20 tahun, Raden Rachmat memutuskan
untuk pindah ke Tanah Jawa, tepatnya di Surabaya yang ketika itu merupakan
daerah kekuasaan Majapahit di bawah Raja Brawijaya yang dipercaya sudah
beragama Islam ketika berusia lanjut itu. Di usianya 20 tahun, Sunan Ampel
sudah dikenal pandai dalam ilmu agama, bahkan dipercaya Raja Brawijaya untuk
berdakwah dan menyebarkan agama Islam di Surabaya.
Tugas khususnya adalah untuk
mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit. Untuk itu Raden Rachmat
dipinjami oleh Raja Majapahit berupa tanah seluas 12 hektar di daerah Ampel
Denta atau Surabaya untuk syiar agama Islam. Karena tempatnya itulah, Raden
Rachmat kemudian akrab dipanggil Sunan Ampel. Sunan Ampel memimpin dakwah di
Surabaya dan bersama masyarakat sekitar membangun masjid untuk media dakwahnya
yang kini dikenal sebagai Masjid Ampel. Di tempat inilah Sunan Ampel
menghabiskan masa hidupnya hingga wafat tahun 1481 dan makamnya terletak di sebelah
kanan depan masjid Ampel.
Masjid Ampel selalu dijaga dan
dirawat kebersihannya hingga kini. Saat ini Masjid Ampel ditangani nadzir yang
baru dibentuk sekitar awal tahun 1970-an. Pertama kali bertindak sebagai nadzir
Masjid Ampel adalah almarhum KH Muhammad bin Yusuf dan diteruskan oleh KH
Nawawi Muhammad hingga tahun 1998. Sepeninggal KH Nawawi Muhammad hingga
sekarang ini nadzir Masjid Ampel belum resmi dibentuk. Yang ada sekarang adalah
pelanjut nadzir yang dijabat oleh KH Ubaidilah. Adapun Ketua Takmir Masjid
Ampel adalah, H. Mohammad Azmi Nawawi
Mengenai
Masjid Ampel sendiri ternyata ada dua. Masjid Ampel yang didirikan Sunan Ampel
berukuran kecil dan terletak di sebelah timur. Mudahnya, Masjid Ampel yang asli
memiliki genting berwarna coklat tua dan terletak bersebelahan dengan Pasar
cinderamata. Sedangkan Masjid Ampel yang baru memiliki genting bewarna merah
cerah, berukuran lebih besar dan langsung berhadapan dengan pasar cinderamata.
0 comments:
Post a Comment