Kesadaran beragama agaknya telah berakar dalam
fitrah
manusia.
Bila kita selami lubuk hati manusia, dengan tiada
mengingat
berbagai bentuk dan kelahiran dari bermacam-macam
agama,
maka kita akan sampai kepada asal-muasal dari manakah
pertanyaan
tentang keagamaan itu bermula. Para peneliti di bidang
psikologi
ilmu bangsa-bangsa dan sosiologi telah sampai kepada
kesimpulan
yang lebih mendasar lagi akan hadirnya sifat azali ini
dalam
diri manusia. Dibalik sistem-sistem agama itu, dan
bersamaan
dengan perbedaan di antara agama dengan agama yang
lain,
maka ada suatu aturan sejarah yang tetap, yang selalu
menyelaraskan
manusia dalam suatu tatanan tertentu dan cenderung
mengejawantahkan
dalam bentuk keagamaan.
Gambaran tentang dimensi keagamaan ini dapat
ditelusuri
melalui
bermacam-macam sistem dan melalui berbagai
pembahasan.
Di satu sisi, hal itu dapat dilihat pada gerak akal
fikiran
manusia yang tiada henti mempertanyakan dirinya tentang
sumber
dan asal-usulnya, keinginan jiwanya yang keras untuk
menemukan
arti sejati dari hidup dan gerak-langkahnya di dunia ini
serta
upaya untuk mengerti hubungannya dengan segala sesuatu. Di
sisi
lain keinginan ter-sebut telah mendorongnya mencari sesuatu
yang
azali dan setia memberikannya ‘kebajikan’ serta mengatur
segala
sesuatunya.
Pembahasan
a.
Agama-Agama
Dunia
Agama yang pertama kali muncul adalah agama
Hindu, agamaini merupakan agama tertua di Dunia. Dalam agama Hindu terbagi
menjadi bebrapa agama lagi yaitu:
·
Agama Weda
Para ahli sejarah
menyatakan tentang pendatang baru ini
termasuk
ras Indo-Eropah yang menyebut diri mereka sebagai
bangsa
Arya. Untuk keterangan mengenai peradaban dari agama
bangsa
Aria ini kami berpegang penuh kepada Kitab Weda yang
merupakan
kumpulan puji-pujian yang termasyhur, terdiri dari
empat
yang termasyhur, yakni Rig Weda, Yajur Weda, Sama Weda,
dan
Atharwa Weda. Dari kesemuanya ini, Rig Weda adalah yang
paling
awal dan yang paling penting serta berisikan 1028 puji pujian
Agama
Indo-Aria sebagaimana ditemukan dalam Rig Weda
digambarkan
sebagai penjelmaan alam. Dewa-dewi agama Weda
ini
adalah penjelmaan lebih kurang sebagai pengejawantahan dari
daya-daya
kekuatan alam. Agni adalah dewa api, Bayu adalah dewa
angin,
Surya adalah dewa matahari, dan seterusnya. Mereka
dipandang
sebagai makhluk yang lebih tinggi dari manusia, dan
kewajiban
manusia untuk menyembah, mematuhi, dan memberi
sesaji
kepada mereka. Jadi terdapat banyak tuhan dalam agama
bangsa
Aria. Bentuk penyembahan yang utama dalam Kitab Weda adalah
Yajma,
yakni upacara pengorbanan kepada dewa-dewa. Para
hadirin
melingkari seputar api pengorbanan dan sesaji dikumpulkan
didalamnya.
Sesaji itu terdiri dari men-tega, susu, minuman yang
memabukkan,
dan barang-barang lain semacam itu. Binatang utama
yang
dikorbankan adalah kambing, domba, sapi, dan seringkali juga
kuda.
Kurban itu terutama dimaksudkan sebagai cara
menyenangkan
hati para dewa untuk memperoleh keberuntungan
dari
mereka.
· Agama Brahmana
Dengan berlalunya waktu, kaum Indo Arya
maju melewati
Punjab
dan memasuki Lembah Gangga dan Jamuna. Mereka
berhasil
menindas penduduk asli dan diturunkan derajatnya menjadi
budak
(Sudra). Selama periode ini juga berlangsung pertempuran di
dalam
masyarakat Indo Arya sendiri, di antara para perwira
(kesatria)
dan ulama (Brahmana). Tadinya para kesatria di atas
tetapi
kini kaum Brahmana meningkat sebagai golongan paling
tinggi
dan paling berkuasa. Mereka mendapat kesenangan dengan
berlalunya
waktu, dan hampir-hampir mendekati tingkat ketuhanan
serta
diberikan kepada mereka kehor-matan sebagai kasta yang
paling
tinggi. Sistem kasta yang tidak adil, tepat bersamaan dengan
adanya
agama baru di kalangan mereka dan ini ditunjukkan
sebagaimana
adanya agama Brahmana
Kitab-kitab
yang disucikan oleh Brahmana disusun oleh
pendeta
agama Brahmana sekitar abad kedelapan sebelum masehi
untuk
menjelaskan asal usul mukjizat dan daya kekuatan
pengorbanan.
Kitab tersebut juga memberi rincian secara monoton dan tidak masuk akal
bagaimana upacara suci itu dilangsung-kan.
Kitab
itu juga dipenuhi dengan dongeng-dongeng yang aneh-aneh,
baik
dari manusia maupun dewa-dewa
· Agama Upanishad
Tingkat selanjutnya dalam perkembangan
fikiran keagamaan di
India
membawa kita kepada revolusi pertama terhadap kaum
Brahmana.
Buah fikiran dari para Rishi atau kisah-kisah
kepahlawanan
dari orang-orang yang mendapat ilham Ilahi telah
mengakibatkan
perkembangan yang menakjubkan dan ini
dikandung
dalam Kitab Upanishad. Professor Hiriyanna menulis:
“Berbicara
lebih luas lagi, ajaran Upanishad menandakan suatu
reaksi
terhadap kaum Brahmana yang sebagaimana ditunjukkan
telah
menanamkan suatu sistem upacara agama yang pelik. Lebih
dari
satu tempat, kitab Upanishad mengutuk nilai-nilai upacara
pengorbanan”.
Kisah-kisah
kepahlawanan yang terdapat dalam Upanishad
mengutuk
para pendeta Brahmana dan upacara-upacara mereka
yang
mengandung istilah tidak menentu.
“Terbatas
dan sementaralah hasil dari upacara-upacara agama
orang-orang
yang sesat dan menganggap itu sebagai tujuan
tertinggi,
mereka hanya berada dalam ritual lahir dan mati saja.
Kehidupan
mereka dalam jurang kebodohan namun merasa bangga
dan
terus berputar-putar, ibarat orang buta menuntun orang buta
lagi.
b. Bangkitnya
Hinduisme
India adalah tanah air dari berbagai suku
bangsa, kebudayaan,
dan
agama. Kami telah menggambarkan beberapa gerakan agama
ini
pada halaman-halaman terdahulu. Sekarang kita mencapai tahap
di
mana kita saksikan suatu usaha yang mengherankan dengan
memasukkan
segenap kepercayaan agama, filsafat, dan praktiknya
ke
dalam satu sistem yang kita namakan Hinduisme. Kita melihat
manifestasi
semangat Hindu yang aneh – semangat untuk
mensintesis,
kompromi. Hinduisme menyerap ke dalam dirinya
sendiri
ide-ide keagamaan, gambaran dan praktik kehidupan dari
bangsa
Drawida dengan Wedanya, Brahmana dengan
Upanishadnya,
dan Bhagawat Gita dengan Sri Krishna, dan bahkan
praktik
animisme dan primitif serta kegemaran dari bangsa asli
India.
Hinduisme mengorganisasi keberanekaragaman yang jelasjelas
tidak
serasi dalam satu sistem, namun mereka tidak
menghapuskan
variasi ataupun mengambil keputusan yang ketat
terhadap
satu golongan, satu konsepsi keagamaan, ataupun pada
cara
penyembahan tertentu.
Bangsa Drawida telah menyumbangkan kepada
Hinduisme
banyak
dewa-dewa (termasuk Siwa dan dewa dewi), adat kebiasaan
keagamaan
yang menyembah patung, kependetaaan, serta mandi
suci
di sungai keramat, dan doktrin tentang reinkarnasi dan avtar.
Mula-mula
Siwa dikenal sebagai dewa badai dalam Weda, yakni
Rudra,
dan belakangan timbul sebagai satu dari tiga dewa utama.
Agama
Weda telah menyumbangkan sistem pengorbanan dan
dewa-dewa
alam. Dari agama Brahmana masuk kepercayaan
keabadian
Weda, sistem kasta, dan sederetan upacara-upacara serta
ritual
agama yang melelah-kan. Agama Upanishad yang awalnya
dibentuk
untuk melawan dan mengutuk Brahmaisme pada akhirnya
dibuat
kompromi dengan mensublimasikan kon-sepsi Realitas
Terakhir
dan jalan bersatu dengan Tuhan ke dalam ajaran Hindu.
Sri
Krishna yang telah mendirikan suatu agama tersendiri, akhirnya
juga
dimasukkan dalam Hinduisme dengan membuat suatu avtar
atau
inkarnasi dari tuhan agama Hindu Wishnu; kitab sucinya
Bhagawad
Gita dimasukkan setelah direvisi seperlunya dalam epos
Hindu
Mahabrata, dan monoteisme serta ajaran peningkatan moral
dijadikan
bagian dari Hinduisme.
Di samping bangsa Drawida dan Arya terdapat pula
sejumlah
besar
penduduk asli. Mereka memiliki satu tingkat kebudayaan
yang
sangat rendah. Mereka menyembah setan dan hantu serta juga
menyembah
sungai, gunung, pepohonan, serta binatang. Tata cara
serta
cara penyembahan mereka itupun masuk dalam Hinduisme.
Di
antara dewa-dewa yang muncul dari budaya kaum pribumi asli
adalah
dewa yang dahsyat, Kali, (yang digambarkan dalam mitologi
Hindu
sebagai istri Siwa) dan Ganesha sebagai dewa setengah
gajah
setengah manusia sebagai putera Siwa dengan dewi Parawati.
Seringkali
dikatakan bahwa Hinduisme adalah gudang segala
macam
percobaan keagamaan dan bukanlah satu agama yang
tunggal.
Mengutip kata-kata Jawaharlal Nehru:
“Hinduisme
sebagai suatu keimanan adalah samar-samar, tidak
berbentuk,
banyak sekali sisinya, semua barang untuk semua orang.
Sangat
sukar untuk mendefinisikan atau menyatakan secara pasti
apakah
itu agama atau bukan dalam rasa bahasa yang biasa. Dalam
bentuk
yang sekarang ini, dan bahkan di waktu yang lampau
Hinduisme
merangkum banyak kepercayaan dan adat istiadat dari
tingkat
tertinggi sampai ke tingkat terendah seringkali berlawanan
atau
bertentangan satu dengan lainnya”.
Meskipun agama Hindu memberi kebebasan dalam
meyakini
konsepsi
ketuhanan (politeisme, pantaisme,atau monoteisme) dan
mempergunakan
objek dan cara penyembahan apapun (dengan atau
tanpa
patung), namun agama Hindu mengharuskan keseragaman
yang
ketat dalam menjalankan aturan-aturan hidup tertentu
sebagaimana
tercermin dalam hubungan masyarakat Hindu dan
sistem
kasta. Tulis Mrs. Annie Besant:
“Kebebasan
pandangan, namum kolot dalam kehidupan ini
telah
menjadi ciri khas Hinduisme walaupun telah melalui evolusi
yang
sangat panjang. Seorang Hindu boleh berfikir semaunya
tentang
Tuhan – sebagai kesatuan atau terpisah dari alam semesta,
bahkan
boleh menghapuskan Nya sama sekali – namun begitu tetap
kolot,
yakni dia tidak boleh kawin dengan kasta lain ataupun
memakan
makanan yang ternoda”.
Sepanjang
ini, kami telah menelaah evolusi agama Hindu serta
asal-usul
perkembangan bermacam kepercayaan yang akhirnya
terserap
dalam Hinduisme. Sekarang kita akan mempelajari segisegi
yang
berbeda dari aspek agama ini – teologi, filsafat, institusi
sosial,
dan nilai moralnya.
Agama
Buddha lahir di negara India, lebih tepatnya lagi di wilayah Nepal sekarang,
sebagai reaksi terhadap agama Brahmanisme. Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6
SM sampai sekarang dari lahirnya Siddharta
Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut
di dunia. Agama Buddha
berkembang dengan unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur
kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara.
Dalam proses perkembangannya, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh
benua Asia dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara Asia seperti
Thailand, Singapura, Kamboja, Myanmar, Taiwan, dsb. Pencetusnya ialah Siddhartha Gautama yang dikenal sebagai Gautama
Buddha oleh pengikut-pengikutnya. Ajaran Buddha sampai ke negara Tiongkok pada
tahun 399 Masehi,
dibawa oleh seorang bhiksu
bernama Fa
Hsien. Masyarakat Tiongkok mendapat pengaruhnya dari Tibet disesuaikan
dengan tuntutan dan nilai lokal.
Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi). Moral dalam Buddhisme
Sebagai mana agama Kristen, Islam, dan Hindu ajaran Buddha
juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemoralan. Nilai-nilai kemoralan yang
diharuskan untuk umat awam umat Buddha biasanya dikenal dengan Pancasila. Kelima
nilai-nilai kemoralan untuk umat awam adalah:
- Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
- Aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian/mengambil barang yang tidak diberikan.
- Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila
- Aku bertekad akan melatih diri menghidari melakukan perkataan dusta
- Aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
Selain nilai-nilai moral di
atas, agama Buddha juga amat menjunjung tinggi karma sebagai sesuatu yang
berpegang pada prinsip sebab akibat. Kamma (bahasa Pali) atau Karma (bahasa
Sanskerta) berarti perbuatan atau aksi. Jadi ada aksi atau karma baik dan ada
pula aksi atau karma buruk. Saat ini, istilah karma sudah terasa umum
digunakan, namun cenderung diartikan secara keliru sebagai hukuman
turunan/hukuman berat dan lain sebagainya. Guru Buddha dalam Nibbedhika Sutta;
Anguttara Nikaya 6.63 menjelaskan secara jelas arti dari kamma:
”Para bhikkhu, cetana
(kehendak)lah yang kunyatakan sebagai kamma. Setelah berkehendak, orang
melakukan suatu tindakan lewat tubuh, ucapan atau pikiran.”
Jadi, kamma berarti semua jenis
kehendak (cetana), perbuatan yang baik maupun buruk/jahat, yang dilakukan oleh
jasmani (kaya), perkataan (vaci) dan pikiran (mano), yang baik (kusala) maupun
yang jahat (akusala).
Kamma atau sering disebut
sebagai Hukum Kamma merupakan salah satu hukum alam yang berkerja berdasarkan
prinsip sebab akibat. Selama suatu makhluk berkehendak, melakukan kamma
(perbuatan) sebagai sebab maka akan menimbulkan akibat atau hasil. Akibat atau
hasil yang ditimbulkan dari kamma disebut sebagai Kamma Vipaka. Aliran Buddha antara lain yaitu:
1. Buddha Mahayana
Sutra
Teratai merupakan rujukan sampingan penganut Buddha aliran Mahayana.
Tokoh Kwan Im
yang bermaksud "maha mendengar" atau nama Sansekertanya "Avalokiteśvara"
merupakan tokoh Mahayana dan dipercayai telah menitis beberapa kali
dalam alam manusia untuk memimpin umat manusia ke jalan kebenaran. Dia
diberikan sifat-sifat keibuan seperti penyayang dan lemah lembut. Menurut
sejarahnya Avalokitesvara adalah seorang lelaki murid Buddha, akan tetapi
setelah pengaruh Buddha masuk ke Tiongkok, profil ini perlahan-lahan berubah
menjadi sosok feminin dan dihubungkan dengan legenda yang ada di Tiongkok
sebagai seorang dewi.
Penyembahan
kepada Amitabha
Buddha (Amitayus) merupakan salah satu aliran utama Buddha Mahayana. Sorga
Barat merupakan tempat tujuan umat Buddha aliran Sukhavati selepas mereka
meninggal dunia dengan berkat kebaktian mereka terhadap Buddha Amitabha dimana mereka tidak
perlu lagi mengalami proses reinkarnasi dan dari sana menolong semua makhluk
hidup yang masih menderita di bumi.
Mereka
mempercayai mereka akan lahir semula di Sorga Barat untuk menunggu saat Buddha
Amitabha memberikan khotbah Dhamma dan Buddha Amitabha akan memimpin mereka ke tahap
mencapai 'Buddhi' (tahap kesempurnaan dimana kejahilan,
kebencian dan ketamakan tidak ada lagi). Ia merupakan pemahaman Buddha yang
paling disukai oleh orang Tionghoa.
Seorang
Buddha bukannya dewa atau makhluk suci yang memberikan kesejahteraan. Semua
Buddha adalah pemimpin segala kehidupan ke arah mencapai kebebasan daripada
kesengsaraan. Hasil amalan ajaran Buddha inilah yang akan membawa kesejahteraan
kepada pengamalnya.
Menurut Buddha
Gautama , kenikmatan Kesadaran Nirwana yang
dicapainya di bawah pohon Bodhi, tersedia kepada semua makhluk apabila mereka
dilahirkan sebagai manusia. Menekankan konsep ini, aliran Buddha Mahayana
khususnya merujuk kepada banyak Buddha dan juga bodhisattva (makhluk
yang tekad "committed" pada Kesadaran tetapi menangguhkan Nirvana
mereka agar dapat membantu orang lain pada jalan itu). Dalam Tipitaka suci -
intipati teks suci Buddha - tidak terbilang Buddha yang lalu dan hidup mereka
telah disebut "spoken of", termasuk Buddha yang akan datang, Buddha Maitreya
.
2. Buddha Theravada
Aliran
Theravada adalah aliran yang memiliki sekolah Buddha tertua yang tinggal sampai
saat ini, dan untuk berapa abad mendominasi Sri Langka
dan wilayah Asia Tenggara (sebagian dari Tiongkok bagian
barat daya, Kamboja,
Laos, Myanmar, Malaysia, Indonesia dan
Thailand)
dan juga sebagian Vietnam.
Selain itu populer pula di Singapura dan Australia.
Sejarah Theravada tidak lepas
dari sejarah Buddha Gautama sebagai pendiri agama Buddha. Setelah Sang Buddha parinibbana (543 SM), tiga
bulan kemudian diadakan Sidang Agung Sangha (Sangha Samaya).
Diadakan pada
tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei), berlangsung selama 2 bulan Dipimpin
oleh Y.A. Maha Kassapa dan
dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat. Sidang
diadakan di Goa Satapani di kota Rajagaha. Sponsor sidang agung
ini adalah Raja Ajatasatu. Tujuan
Sidang adalah menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang
berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang Dhamma dan Vinaya agar Ajaran
Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. Y.A. Upali mengulang Vinaya dan
Y.A. Ananda mengulang Dhamma.
Sidang Agung
Sangha ke-2, pada tahun 443 SM , dimana awal Buddhisme mulai terbagi menjadi 2. Di satu sisi
kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor dalam Vinaya, di sisi
lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya. Kelompok yang ingin
perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan Mahasanghika yang merupakan
cikal bakal Mahayana. Sedangkan yang mempertahankan Vinaya disebut
Sthaviravada.
Sidang Agung
Sangha ke-3 (313 SM), Sidang ini hanya diikuti oleh kelompok Sthaviravada. Sidang ini
memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya, dan Moggaliputta Tissa
sebagai pimpinan sidang menyelesaikan buku Kathavatthu yang berisi penyimpangan-penyimpangan
dari aliran lain. Saat itu pula Abhidhamma dimasukkan. Setelah
itu ajaran-ajaran ini di tulis dan disahkan oleh sidang. Kemudian Y.M. Mahinda (putra Raja
Asoka) membawa Tipitaka
ini ke Sri Lanka tanpa ada yang hilang sampai sekarang dan menyebarkan Buddha
Dhamma di sana. Di sana ajaran ini dikenal sebagai Theravada.
Ø Kitab suci Buddhisme
Kitab Suci yang dipergunakan
dalam agama Buddha Theravada adalah Kitab Suci Tripitaka
yang dikenal sebagai Kanon Pali (Pali Canon). Kitab suci Agama Buddha yang
paling tua, yang diketahui hingga sekarang, tertulis dalam Bahasa Pali/Magadhi
Kuno, yang terbagi dalam tiga kelompok besar (yang disebut sebagai
"pitaka" atau "keranjang") yaitu: Vinaya
Pitaka, Sutta Piṭaka, dan Abhidhamma
Pitaka. Karena terdiri dari tiga kelompok tersebut, maka Kitab Suci Agama
Buddha dinamakan Tipitaka (Pali).
c.
Yudaisme
dan Kristenan
Yudaisme adalah kepercayaan yang dianut oleh bangsa Yahudi
yaitu penduduk negara Israel maupun orang Israel yang bermukim
di luar negeri. Sejarah bangsa Yahudi bermula dari panggilan Allah terhadap
Abraham. Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa
diaspora (sejak tahun 734 SM), ketika puluhan ribu orang Yahudi di buang keluar
dari tanah kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang
setia kepada taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan
mentaati hukum dan taurat mereka.
Sebagian dari mereka yang di buang ini mulai tergoda untuk
mengadopsi cara-cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan
yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya kepercayaan
yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Oleh karena itu mereka mulai
memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang mereka yang berisi
hukum taurat itu dengan sungguh-sungguh supaya mereka tidak di cemari dengan
budaya dan dunia kafir. Dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir.
Salah seorang
pelopor utama gerakan ini adalah Ezra, ia mengetuai badan yang disebut sinagoge
agung. Badan ini terdiri dari 120 orang ini bertugas untuk menghidupkan,
memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-kitab PL. Tapi akhirnya
badan ini diganti dengan dewan Sanhedrin.
Ø Aliran-Aliran Dalam Yudaisme
Walaupun orang Yahudi memegang hukum agama yang sama
(Yudaisme) tapi dalam penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran.
Antara lain :
a.
Kaum Farisi
Berasal dari kata parash, artinya
“memisahkan”. Aliran yang paling berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam
masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL (Tanakh), yang menjunjung tinggi
hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal
yang sekecil-kecilnya. Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli
Taurat.
b.
Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok
(Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi sangat berpengaruh dalam
pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di
Yerusalem. Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak
percaya pada kebangkitan dan hal-hal supranatural, malaikat, atau kehidupan
sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran
harafiah Taurat.
c.
Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis
fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa
Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering
mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi.
d.
Kaum
Esseni
Eseni artinya “saleh” atau “suci”.
Keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang
hidup membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup bersama.
e.
Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis
karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi tetapi telah mengadopsi
kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat
Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.
Ø Persamaan Antara Yudaisme dengan
Kekristenan
Jika di lihat dari segi sejarahnya, kekristenan berkaitan
erat dengan Yudaisme. Sebab kekristenan dan Yudaisme sama-sama berasal dari
“keturunan” Israel. Hingga pada akhirnya Yudaisme dengan Kekristenan tidak
mungkin menjadi saru agama sebab terjadi diskontinuitas. Dibawah ini adalah
penjabaran diskontinuitas tersebut ditinjau dari lima pilar penopang Yahudi.
Sejak awal sampai akhirnya, pencarian orang Yahudi untuk
memperoleh makna dalam kehidupan ini berakar dalam pengertian mereka tentang
Tuhan.[6] Konsep ke-Tuhanan dalam agama Yudaisme
adalah monoteisme. Mereka sangat ekstrim dalam hal ini. Sehingga bagi mereka,
konsep Tuhan yang mengambil beberapa bentuk (misalnya Trinitas) dianggap bidat
dalam Yudaisme. Sebab mereka sangat berpegang teguh pada apa yang tertulis
dalam Kitab Torah. Misalnya “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah
kita, TUHAN itu esa. Inilah yang membuat mereka sangat tidak setuju dengan
Trinitas dalam Kekristenan.
Jadi dapat dikatakan bahwa perbedaan konsep yang mendasar
antara Yudaisme dengan Kekristenan adalah mengenai Kristus. Yudaisme tidak
percaya kepada Yesus, tetapi mereka sampai hari ini masih menantikan kedatangan
Juruselamat yang dijanjikan. Bagi Yudaisme, kristologi dalam kekristenan telah
melanggar monoteisme teologis yang dipertahankan kuat-kuat oleh Yudaisme.
Dilihat dari sudut pandang Yahudi, dengan menyetarakan Yesus dengan Allah,
kekristenan telah membuat diskontinuitas antara dirinya dengan Yudaisme,
meskipun kekristenan tetap mempertahankan kepercayaan. Dalam Injil Yohanes
terlihat tahap-tahap paling awal dari pemisahan kekristenan dari Yudaisme di
dalam suatu kawasan lokal tertentu (di Galatia) serta permusuhan tajam yang
ditimbulkan oleh pemisahan ini. Penyebab akar dari pemisahan ini adalah
kristologi, menyangkut pertanyaan apakah Yesus itu sang Mesias Yahudi yang
dinantikan. Orang Yahudi yang mengakui Yesus sebagai sang Mesias dikucilkan
dari sinagog, sebab dalam pandangan otoritas Yahudi, Yesus sama sekali bukan
sang Mesias Yahudi karena Yesus tidak memenuhi persyaratan sebagai seorang
Mesias.
Ø Pemilihan Allah terhadap orang-orang
Yahudi
Yudaisme sangat ekslusif, mereka mengklaim bahwa hanya
bangsa Yahudi yang merupakan Umat Pilihan Tuhan. Mereka percaya bahwa mereka
telah secara khusus dipilih oleh Allah di antara segala bangsa, bahwa Allah
yang esa dan satu-satunya telah mengikatkan diri-Nya dengan Israel dan Israel
dengan diri-Nya melalui suatu ikatan perjanjian. Namun dewasa ini orang Yahudi
sendiri tidak sepaham dalam menafsirkan ajaran tentang bangsa yang Terpilih
ini.
Bagi Kekristenan, etnosentrisme Yahudi yang dipertahankan
Yudaisme perlu ditolak oleh kekristenan sebab umat Allah juga terdiri atas
bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Allah tidak dipahami sebagai Allah yang lokal.
Dalam hal ini, diskontinuitas antara kedua agama ini sangat tajam. Sebab dasar
kekristenan dan Yudaisme itu sendiri sudah berbeda. Orang Kristen percaya bahwa
Yesus adalah Mesias, sedangkan orang Yahudi tidak percaya. Bagi kekristenan,
Yesus mengajarkan kepada murid-muridnya untuk memberitakan Injil kepada semua
orang.
Ø Perjanjian yang berpusat pada Taurat
Bagi orang-orang Yahudi, Allah Sang Pencipta dunia mengikat
Perjanjian dengan umat Israel, bahwa Allah akan menjadi Allah mereka dan Israel
akan menjadi umat-Nya dan bahwa Ia akan menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, serta menurunkan undang-undang
Tuhan (Torah) kepada mereka. Jadi salah satu
bagian Perjanjian itu adalah pemberian Taurat. Sebagai respons orang Israel
terhadap ikatan perjanjian itu, yang menjadikan mereka umat khusus kepunyaan
Allah, mereka harus menaati Taurat dengan sepenuh hati mereka, dengan seluruh
cara kehidupan mereka sebagai umat perjanjian.
Bagi Kekristenan, meskipun Rasul Paulus dalam Roma memberi
tempat penting bagi Taurat, tetapi ia menyatakan bahwa Kristus adalah kegenapan
hukum Taurat. Karena Kristus telah datang, maka hukum Taurat sudah digenapkan
dalam diri Kristus. Selama orang masih berada di bawah hukum Taurat, dosa
berkuasa atas dirinya; tetapi kalau orang sudah di bawah karunia Allah melalui
iman kepada Yesus Kristus, dia sudah dibebaskan dari dosa. Itulah yang menjadi
diskontinuitas antara Yudaisme dengan kekristenan.
Ø Konsep Ibadah
Keputusan yang mengatur dalam Yudaisme bukanlah kepada
seseorang ataupun kelompok orang dalam Yudaisme, akan tetapi hanya berasal dari
tulisan-tulisan, hukum, dan tradisi. Demikian pula dengan mereka. Dalam hal ini
Kekristenan sangat berbeda dengan Yudaisme. Sejak Yohanes Pembaptis muncul,
maka selesailah fungsi Yudaisme. Oleh sebab itu simbol nama, simbol hari, dan
simbol binatang korban, yang ada dalam tradisi Yudaisme sudah berlalu bagi
orang percaya. Kemudian dimulailah masa ibadah yang rohaniah (Yoh.4:23). Di
dalam ibadah Kristen, yang disembah bukan lagi simbol, melainkan Allah yang
disembah. Kesucian yang ditekankan dalam ibadah adalah kesucian hati bukan jasmani.
Dengan demikian terjadilah diskontinuitas antara ibadah Yudaisme dengan ibadah
kekristenan.
Daftar
Pustaka
Braswell, George W, Understanding World Relogions, Tennessee
: Nashville, 1994.
Fackenheim, Emil L, What Is Judaism?, USA : Syracuse University
Press, 1999.
Fishbane, Michael A, Judaism, San Francisco : Harper
& Row Publisher, 1987.
Foerster, Werner, From The Exile to Christ, Philadelphia
: Fotress Press, 1981.
Smith, Huston, Agama-Agama Manusia, Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia, 1985.
Taylor, Justin, Asal Usul Agama Kristen, Yogyakarta :
Kanisius, 2007.
SUDAH JANGAN RAGU LAGI UNTUK MENCOBA HOKINYA BERMAIN BERSAMA ZOYA99.COM
ReplyDeleteDAPATKAN BONUS" YANG SANGAT MENARIK DISINI
* BONUS ROLINGAN
* BONUS REFERALL
DENGAN PELAYANAN CS YANG SANGAT MEMUASKAN DAN PASTINYA BERPENGALAMAN
BURUAN JOIN DAN RAIH JUTAAN RUPIAH SELAMA BERMAIN DISINI
INFO:
Pin BBM D8B82A86
Pin BBM 2BE5BC31
Line : zoya_qq
WA : +85515370075
CERITA SEX: http://69zoya.blogspot.co.id/2017/11/ena-ena-bareng-adik-iparku.html